Akal merupakan Naluri yang di berikan Tuhan kepada umat-Nya sebagai "Ujian". Dengan akal Allah menetapkan kewajiban bagi orang -orang yang dewasa.
Dia berbicara sesuai dengan akal mereka. Dengan akal pula, Allah berjanji akan mengancam, memerintah, melarang serta mendorong dan menganjurkan.
Akal itu Naluri, dan tidak pernah ada orang seorang pun yang dapat menggambarkan akal yang ada, baik pada dirinya maupun pada oarang lain.
Akal juga tidak bisa di sifati dengan bentuk tertentu, atau pun diukur dengan panjang atau pendek, di rasakan dengan perasaan dan penciuman, serta di raba, atau di lihat warnanya.
Makna dan hakikat akal tak lain berupa naluri yang di anugrahkan Allah kepada mahluknya, agar umatnya bisa membedakan antara sesuatu yang bermanfaat dan membahayakan di dalam urusanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar